Indeks Tendensi Konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi rumahtangga yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsi terhadap situasi perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:
Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.
Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.
Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan lebih baik (meningkat) dibanding triwulan sebelumnya.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) NTT pada Triwulan II-2016 sebesar 103,87, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh naiknya pendapatan rumah tangga (indeks 104,04), naiknya volume/frekuensi konsumsi barang/jasa (indeks 101,25), dan tidak adanya pengaruh inflasi terhadap total pengeluran rumah tangga (indeks 105,62) menurut responden. Sementara tingkat optimisme konsumen pada Triwulan II-2016 naik dibanding triwulan sebelumnya (98,15).
Sebagian besar provinsi di Indonesia mengalami perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Kepulauan Riau dengan nilai indeks sebesar 113,34 sedang provinsi yang memiliki nilai ITK terendah adalah Sulawesi Utara dengan nilai indeks sebesar 102,14.
Nilai ITK NTT pada Triwulan III-2016 diperkirakan sebesar 108,43, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan naik dibandingkan triwulan II-2016 (nilai ITK sebesar 103,87).